SOLO —
Kendati banyak kalangan tak mempercayai keberadaan tuyul, pada
kenyataannya cukup banyak laman di Internet yang membahas tentang
makhluk mitologis yang terbilang kondang di Asia Tenggara itu.
Jika
dunia maya merupakan cerminan dunia nyata, wajar saja jika banyak
kalangan menghubungkan pencurian misterius dengan tuyul, tak terkecuali
para pedagang kaki lima di selter Manahan, Solo, Jawa Tengah. Selama beberapa waktu belakangan ini, mereka risau karena menganggap ada tuyul berkeliaran di kawasan untuk mencuri uang mereka.
”Akhir-akhir
ini kami dibuat resah karena sering kehilangan uang, biasanya pecahan
Rp50.000. Beberapa waktu lalu saya kehilangan juga. Kami resah ini ulah
seseorang yang sengaja memelihara tuyul,” ungkap salah satu pedagang,
Adi, Minggu (21/7/2013).
Monstropedia, ensiklopedia
kolaboratif dunia maya dengan spesialisasi muatan tentang monster,
menyebut tuyul sebagai roh anak kecil yang bisa dipanggil oleh seorang
bomoh atau dukun. Menurut laman Internet yang telah menghimpun 2.388
artikel tentang monster sejak 20 Januari 2008 itu, tuyul dibangkitkan
dari janin manusia yang telah mati dengan menggunakan sihir hitam.
Seseorang
yang bermaksud memelihara tuyul untuk mencuri barang orang lain atau
membuat kerusakan bisa membeli tuyul dari sang dukun. Agar langgeng
menjadi tuan barunya, pemilik tuyul harus membiarkan tuyul mencecap
beberapa tetes darahnya setiap hari. Selain bisa dengan cara menyusui,
darah bisa pula dialirkan dengan melukai ibu jari tangan atau jempol
kaki. Cerita lain menyebutkan tuyul harus diberi makan dengan darah ayam
jantan.
Itulah pasalnya, tuyul kerap didiskripsikan sebagai
seorang anak kecil bahkan bayi yang baru lahir yang bisa berjalan.
Mitologi Melayu Asia Tenggara —terutama Indonesia, Thailand, Malaysia
dan Singapura— menyebutkan tuyul biasanya tampil tanpa baju, kepalanya
besar, tangan kecil, dengan kulit kelabu. Menyerupai goblin dalam
mitologi Barat.
Mereka kadang kala menampakkan diri sehingga bisa dilihat dengan mata telanjang tanpa menggunakan sihir. Sedangkan laman indospiritual.com
yang mengutip paranormal Ki Gendeng Pamungkas menyebutkan pula bahwa
tuyul bersifat sosial. Makhluk gaib yang bersuara mirip anak ayam itu
menurutnya memiliki masyarakat dan pemimpin.
“Tuyul itu adalah
makhluk-makhluk korban aborsi. Janin-janin yang sudah berusia sekitar 7
bulan dan diaborsi ibunya. Bentuknya kecil-kecil, paling besar ukurannya
20 cm, botak dan ingusan. Mereka ditangkap juru kunci tuyul saat
berkeliaran mencari ibunya,” papar paranormal asal Kota Bogor itu.
Sedikit berbeda dengan pendapat penulis pada Monstropedia, Ki
Gendengan Pamungkas menerangkan bahwa mahluk gaib dari golongan jin itu
hanya dapat dilihat dan dapat diajak bicara oleh majikanya saja. Orang
lain tidak dapat melihatnya.
Pemelihara tuyul itu, menurut dia,
haruslah seorang perempuan karena hanya perempuan yang bisa menyusui
tuyul. Perempuan pemelihara tuyul biasanya harus menyusui sekitar pukul
21.00 dan 04.00.
“Biasanya, pemelihara tuyul jalan-jalan keliling
kampung seminggu sekali sambil tangannya diletakkan di belakang
punggung, seolah-olah sedang menggendong sesuatu. Yang digendong ya
tuyulnya itu. Kan seminggu sekali tuyulnya minta diajak jalan-jalan,”
sambungnya.
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar
PERATURAN BERKOMENTAR
1. Gunakanlah bahasa yang sopan saat berkomentar.
2. Dilarang Memasang link hidup pada saat berkomentar.
3. Dilarang SPAM !!!
4. Untuk menyisipkan catatan, gunakan [catatan].. CATATAN KAMU ...[/catatan]
5. Untuk menyisipkan gambar, gunakan [img]URL GAMBAR KAMU[/img]